AGENDA

-

Jumat, 24 Februari 2012

BERITA


Pada Hari Jum’at kemarin bertempat di Masjid Ar-Rohmah Kaliombo diadakan rapat umum dengan agenda:


1. Arahan Ketua Ta’mir
2. Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Ta’mir oleh Sekretaris Ta’mir
3. Proses Pembentukan Kepengurusan baru dipimpin oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kaliombo

Rapat tersebut dimulai pukul 20.00 WIB dihadiri sekitar 30 pengurus Ta’mir Masjid dengan menghasilkan Keputusan :

- Membentuk formatur  untuk memilih pengurus inti yang terdiri dari : H. Muhadi, Drs. Rosyad  Al-Hakim, M. Tugas Sulaksono, Muchsin, Hariyanto. Rapat dewan formatur menghasilkan keputusan sbb :

   Ketua                                      :   Suheri
   Wakil Ketua                            :   S. Hartono
   Sekretaris                               :   Hariyanto
   Bendahara                              :   Bambang Utoyo, SE
   Wakil Bendahara                    :   Drs. Rosyad Al-Hakim

- Masa berlaku jabatan pengurus dari semula 2 tahun menjadi 5 tahun.
       - Kepengurusan Ta’mir Masjid yang baru berlaku mulai bulan Juni 2012.

Acara tersebut sempat diwarnai perbedaan pendapat antara sistem kaderisasi dan sistem formatur serta keputusan dewan formatur. Hal itu tentunya merupakan perwujudan dari semangat demokrasi dari seluruh pengurus atas dasar musyawarah mufakat demi tercapainya kemakmuran masjid. Acara tersebut ditutup pada pukul 22.00 dengan semangat Ukhuwah Islamiyah dan tanpa perselisihan. Semoga Kepengurusan yang baru dapat menjalankan amanah dengan baik dan selalu Istiqomah dijalannya. Amin......

Selasa, 21 Februari 2012

Artikel : Renungkanlah Kembali 2


MENDESIGN DO’A
DENGAN NAMA-NAMA KEBESARAN ALLAH

OLEH   : MUCHSIN BAHANAN, S.Sos*


Mungkin hanya iblis dan setan yang tidak membutuhkan Do’a, walaupun pada akhir kisah persujudan kepada Nabi Adam,AS, mereka berdoa setelah kutukan Allah.swt.
Do’a adalah menu setiap insan manusia, namun yang bagaimana Do’a bisa tersampaikan dihadapan Allah swt. Sangat sia-sia ketika Do’a hanya terbonsai pada ritual kepentingan sesaat, kepentingan darurat, kepentingan yang penuh pamrih, kepentingan yang diliputi oleh nafsu serta kepentingan yang emosional. Alangkah ironis, ketika kita sebagai manusia yang dibekali Al-qur’an dan As-Sunnah, namun adab ketika kita berdoa salah kaprah, sungguh menggelikan! Apakah kita lupa? Manusia yang diciptakan dari sari pati suci, mengikrarkan janji ketika ruh ditiupkan pada janin yang berusia 4-5 bulan dalam kandungan seorang ibu..? itulah awal permulaan do’a hamba Allah dalam keadaan fitrah terkumandangkan. Kenapa kita harus mendesign do’a dengan nama-nama kebesaran Allah..? Jawabnya ” SEGALA PUJI BAGI ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI PENYAYANG, YANG MEMILIKI LANGIT DAN BUMI, YANG MENGATUR PEREDARAN MATAHARI DAN BULAN, YANG MENETUKAN BAIK, BURUKNYA MANUSIA”   

Subhahanallah Allah memiliki 99 Asmaul Husna, bahkan memaknai janji Allah pada ayat : Ude'uni Astajib lakum (berdoalah kamu kepada-KU, Niscaya Aku Kabulkan do’amu). Tidak semudah itu, ada kisi-kisi yang harus kita lakukan agar bisa tersampaikan do’a yang kita minta. Ketika hati dan jasmani kita masih berkubang kekotoran dari berbagai kedengkian, ketika lisan masih terkunci kebohongan dan kedustaan, mungkinkah bisa tersampaikan do’a kita? Ketika perut dan lambung kita masih menyisakan sisa makanan dari yang haram, mungkinkah bisa tersampaiakan di haribaan Allah? mungkinkah saling mencurigai sesama muslim bisa terkirim do’a kita, yang seharusnya terbungkus rapi dalam berprasangka baik, sementara kita membiasakannya, Masya Allah..? 

Malaikat akan menutup dengan dinding do’a orang-orang seperti ini. Bebarapa contoh diatas adalah sangat mustahil ketika Manusia merengek, berkeluh kesah, menangis, bersujud ”Berdoa” meminta dikabulkan kemauan dan keinginannya. Akan tertolak do’a orang-orang seperti ini. Setiap malam seorang hamba menangis dalam kelam, dia ingin mendo’akan seseorang hamba yang memiliki cita-cita agung dan luhur, namun dia berdiri ditengah persimpangan yang akhirnya jatuh tersengkur sujud mengukir dosa. Betapa ironis saat kita menjumpai orang yang meminta sesuatu, tetapi dirinya tidak paham dengan apa yang yamg dia minta, maka bagaimana ia  minta dalam do’anya, sementara ia  tidak tahu apa yang ia ucapkan. Ilustrasi diatas bukanlah sebab utama yang menjawab keluhan banyak hamba yang bertanya mengapa do’anya tak kunjung dikabulkan, tentu ada faktor lain yang mempengaruhi tidak dikabulkannya sebuah do’a, terjebak dalam sebuah rutinitas yang hampa dari makna.


BEBERAPA ADAB DO’A YANG HARUS DILAKUKAN :

1. Menjauhkan diri dari hal-hal yang haram: artinya berdo’a adalah meminta, tidak mungkin permintaan kita akan dipenuhi oleh orang yang kita minta bantuannya, jika kita sering melakukan perbuatan yang tidak disukai, Allah enggan mengabulkan do’a hamba-Nya yang sering melakukan perbuatan maksiat dan melanggar aturan-Nya. Untuk itu jika kita ingin do’a kita dikabulkan, hendaknya seseorang hamba senantiasa melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Rasulullah saw berkisah: ttentang seorang yang sedang dalam perjalanan jauh, rambutnya khusut, pakaiannya penuh debu, dimana orang tersebut berdo’a dengan membentangkan tangannya kelangit seraya berkata :”Ya Robb...Ya Roob...” Padahal :

” Wa matho’amuhu qaromma wa masrobuhu qaromma Wa malbasuuhu qaromma wa ghudiya bil qaromma fa anna yus tajaabu lidzalik: artinya ”Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diapun dibesarkan dengan makanan yang haram, bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan ?

2. Ikhlas : Do’a adalah ibadah, beribadah harus ikhlas, Allah swt tidak akan menerima suatu amal ibadah yang tidak disertai dengan keikhlasan hanya kepada-Nya, begitu juga dengan do’a, Allah swt tidak menerima do’a seseorang yang tidak diiringi dengan keikhlasan. Ikhlas dalam berdo’a adalah meyakini dengan sepenuh hati, bahwa Allah swt-lah satu-satu-Nya tempat dipanjatkan-Nya do’a dan bahwa Dia sanggup mengabulkan do’a apapun yang dipanjatkan oleh hamba-Nya.

3. Memulai Do’a dengan Tahmid dan Sholawat : Jika kita berdo’a kepada Allah swt, hendaknya kita awali terlebih dahulu dengan membaca tahmid dan shalawat : ”Apabila salah seorang kalian berdo’a, maka hendaknya dia memulai dengan memuji Allah dan menyanjungnya, bacalah shalawat atas Nabi saw, baru kemudian silahkan berdo’a apa saja yang dia inginkan.

4. Berdo’a dengan do’a-do’a yang disyariatkan: Contoh do’a yang berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah yang mencakup permintaan kita, tentu lebih baik jika kita menggunakannya. Karena hal itu pasti lebih selamat dan lebih baik, selain itu jangan sampai kita justru menjadi orang yang berlebih-lebihan dalam berdo’a, meminta hal-hal yang justru tidak membawa kebaikan bagi diri kita. ”Saya’kunuu khoum yaa tadun’a” : artinya Akan muncul suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berdo’a.

5. Penuh Kekhusyukan, Tadharru’ dan Harap-harap cemas: Merendahkan diri kita dihadapan-Nya, seraya berharap agar do;a kita dikabulkan, sekaligus takut jika ditolak :

 "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas”  (QS. AL-A'RAAF:55)

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik" (QS. AL-A'RAAF:56)

6. Tidak Bimbang dalam berdo’a, yakin Allah akan mengabulkan: Meskipun khawatir jika Allah swt tidak mengabulkan do’a kita, namun sikap optimisme akan dikabulkannya do’a harus lebih besar daripada sikap pesimis, bagaimanapun rachmat Allah swt lebih besar dari murka-Nya.

7. Mencari Saat yang tepat untuk berdo’a : Berdo’a boleh kapan saja dan dimana saja, namun ada waktu-waktu tertentu dimana Allah menjanjikan akan mengabulkan do’a yang dipanjatkan pada waktu tersebut :”Sesungguhnya pada saat malam terdapat satu saat dimana jika seseorang hamba muslim meminta kebaikan kepada Allah dalam urusan dunia dan akhirat, pada saat tersebut, niscaya apa yang dimintanya akan diberi, dan itu pada setiap malam”

8. Menghadap ke arah Kiblat : Rasulullah saw menghadap ka’bah, beliau berdo’a agar sejumlah tokoh kaum quraisyi, Syibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah, Ali walid bin Uqbah, dan Abu jahal bin hisyam dihukum, saya bersumpah dengan nama Allah, sungguh saya melihat mereka mati terkapar, dimana matahari membuat warna mereka berubah, dan hari itu memang panas sekali.

9. Dengan Suara pelan: Allah swt mendengar apa yang kita katakan, bahkan apa yang kita sembunyikan dalam hatipun, DIA Maha Mengetahui, karena itu berdo’a kepada Allah tidak perlu dengan suara keras, apalagi berteriak. ”Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian, Sesungguhnya kalian tidak meminta kepada sesuatu yang tuli ataupun nihil, Sesungguhnya Dia bersama kalian, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha mendekat, Maa berkah nama-Nya dan Maha tinggi Zat-Nya”


10. Disertai Taubat dan Pengakuan Dosa : Tidak ada manusia selain para Nabi dan Rasul yang tidak memiliki dosa dan kesalahan, setiap manusia pasti pernah berdosa dan bersalah, sekecil apapun dosa itu, baik disengaja atau tidak, dan hendaknya kita beristiqfar lebih dahulu dan bertaubat kepada-Nya, sebelum berdo’a, agar Allah berkenan mengabulkan do’a kita. ”Robbana dholamna anfusanaa wailam taqhfirlanaa watarhamnaa lanakunana minaal khoshiriin : Keduanya berkata (Adam dan Hawa) Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmad kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS.Al-A’raaf:23)
Rasulullah saw bersabda : Jika engkau melakukan suatu dosa, maka mohonlah ampun dan bertaubatkepada-Nya. Karena sesungguhnya apabila seseorang hamba mengakui dosanya, kemudian dia bertaubat, maka Allah menerima taubatnya.

11. Memperbanyak Do’a diwaktu lapang: Maksudnya yaitu memperbanyak do’a kepada Allah swt pada waktu kita dalam keadaan lapang, tidak dalam keadaan susah atau membutuhkan, karena terkadang seseorang baru rajin berdo’a atau sangat bersemangat dalam do’anya ketika dia sedang mengalami kondisi sulit, sempit, terjepit atau pada saat dia terkena musibah, meskipun boleh berdo’a kapan saja termasuk apalagi ketika sedang memerlukan, kita juga harus rajin berdo’a ketika dalam keadaan lapang. Barang siapa yang ingin do’anya dikabulkan oleh Allah swt pada waktu kesulitan dan kesusahan, maka hendaknya dia memperbanyak do’a pada waktu lapang”

Diantara sebab tidak dikabulkan Do’a: Kita mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya. Kita mengaku mencintai RasuNya, tetapi kita meninggalkan sunnahnya. Kita membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mengamalkan isinya. Kita banyak diberi Nikmat tetapi tidak mensyukurinya.

Keutamaan Do’a : Berdo’a adalah Perintah Allah. Mengabulkan orang yang berdo’a kepada-Nya. Do’a adalah Ibadah. Allah sangat memuliakan Do’a. Do’a dapat mengubah qodha’

Keutamaan Dzikir : Dzikir adalah perintah Allah, Orang berdzikir dijanjikan surga, dengan mengingat Allah, Allah-Pun ingat kita, Orang yang berdzikir dikelilingi malaikat diliputi rahmat.


Keutamaan Membaca Shalawat :Membaca shalawat untuk Rasulullah adalah perintah Allah, dengan shalawat dosa diampuni derajat diangkat, banyak shalawat, paling berhak mendapat syafaat Nabi.


Keutamaan  Istighfar : adalah perintah Allah, dan sunnah Rasul, beristighfar mencegah azab Allah dan mendatangkan rejeki tak terduga, serta menjadikan tawadhu dihadapan Allah swt.


Kediri, 28 Rabi’ul Awal 1433 H
                                                                                                                  21     Pebruari   2012  M 

* Penulis adalah Sekretaris Ta'mir Masjid Ar-Rohmah
aktif menulis pada buletin komunitas ngaji bengi At-Taubat
Perumahan Bumi Asri Gang Sawo Kediri

Rabu, 15 Februari 2012

Artikel : Renungkanlah Kembali



                                 
TIGA MASALAH BESAR YANG SESUNGGUHNYA

  Oleh : Muchsin Bahanan, S.Sos*

Sabda Rasulullah yang sangat populer dikalangan umat islam  :
  
Dari Abu Hurairah Ra, beliau berkata ,Rasulullah Saw bersabda “Apabila seorang anak adam meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga perkara ; Sedekah jariah, Ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya”  ( HR.Muslim ).

Tiga hal yang disebutkan Nabi tersebut sebagai masalah besar, karena semuanya berkaitan dengan bekal kita menghadap Allah. Bekal untuk memperpanjang kesempatan mendapat pahala, walaupun sudah mati. Bekal masa depan hidup kita yang abadi di akhirat. Modal untuk membangun rumah abadi di surga.

Bayangkanlah seorang manusia sudah mati, lalu misalnya amal kebaikannya hanya kurang sedikit, tapi ia sangat menentukan sehingga menyelamatkan dari neraka, apa yang bisa ia lakukan ? tidak bisa apa-apa, ia tidak bisa menambah kebaikan atau pahala sedikitpun. Kecuali kata Nabi saw, yang bisa menambah kebaikan dan pahala kita meskipun sudah mati adalah tiga perkara.

                                                                                                Pertama,
                                                                                Sedekah Jariah
                                                                                       ------------------
Sedekah jariah adalah mengeluarkan sebagian harta kita untuk kepentingan dan kemaslahatan umat Islam dan umat manusia pada umumnya, seperti membangun masjid, madrasah, TPQ, pesantren, yayasan da’wah, panti asuhan muslim, membangun jembatan, jalan dsb. Selama berbagai proyek tersebut masih dimanfaatkan oleh umat islam dan manusia pada umumnya, maka selama itu kita yang terlibat membangun, meskipun kita sudah mati masih terus mendapatkan kiriman pahala dan kebaikan dari sedekah jariah kita. Hitungan kasar pahala sedekah jariah itu adalah sebagai berikut, Anda membangun masjid atau ikut terlibat dalam pembangunan masjid, baik dengan uang, tenaga maupun pikiran,

Jika masjid itu digunakan shalat berjamaah lima waktu  sehari oleh sekitar 50 orang, maka setiap hari anda mendapatkan pahala dari orang-orang yang shalat lima waktu tersebut. Demikian pula bila masjid itu digunakan untuk kegiatan keislaman lainnya, misalnya untuk kajian islam, seperti Aqidah, Tafsir, Hadist dsb. Untuk kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an, anda akan tetap mendapatkan pahala dari fungsionalisasi masjid yang anda bangun tersebut, dan itu sepanjang masa, bahkan walaupun anda sudah mati. Dengan catatan selama masjid itu digunakan untuk berbagai aktifitas dakwah dan kebaikan, bukan aktifitas bid’ah dan kemungkaran.

Adanya proyek sedekah jariah ini artinya, kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk lebih memikirkan kepentingan dan kemaslahatan umat daripada memikirkan kepentingan diri kita sendiri. Bila kita hanya mementingkan kepentingan kita sendiri, maka harta kita yang bertumpuk-tumpuk dengan susah payah itu, begitu kita mati sudah tak berarti lagi dinikmati dan menjadi milik orang lain, tapi kita yang harus bertanggung jawab.  
Sebaliknya, bila kita memikirkan kemaslahatan umat dengan berbagai proyek dakwah dan sosial tersebut maka berarti kita memanjangkan usia kita, yaitu dengan proyek-proyek dakwah dan sosial yang telah kita bangun. Saking pentingnya mendahulukan maslahat umum daripada maslahat pribadi, sampai-sampai Rasulullah SAW bersada :

“ Sebaik-baik manusia adalah yang lebih banyak manfaatnya untuk manusia lainnya “ (Al-Mu’jamul Ausath)

Peduli kepada persoalan umat juga menjadi barometer kesempurnaan Islam kita. Orang yang hidupnya hanya untuk memikirkan urusan pribadinya, dan tidak pernah memikirkan urusan perjuangan islam dan umat islam hendaknya hidp ditengan hutan bersama binatang. Pertanyaannya adalah benarkah  keadaan proyek-proyek sosial umat islam telah maju ? tentu jawabnya, justru kondisinya sangat menyakitkan. Ini menunjukkan kesadaran amal jariah masih sangat rendah ditengah-tengah umat islam.  Padahal ini adalah pensiunan pahala yang tiada habis-habisnya. Bahkan masalah besar yang seharusnya mendapat perhatian exstra ketat dari kita. 

Kita tidak perlu menyalahkan orang lain, marilah kita tanya diri kita sendiri, sudah berapa banyak tenaga, pikiran dan harta yang kita curahkan untuk proyek sosial dakwah pada umat islam? Kalau belum maksimal, sekarang inilah saatnya kita bersedekah jariah. Kita harus punya saham dalam proyek amal jariah berapapun yang kita mampu.
                                                                                                          Kedua,
                                                                           Ilmu yang Bermanfaat
                                                                           --------------------------


Yang dimaksud ilmu disini adalah ilmu agama (untuk kebaikan), Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia akan dipahamkan (ilmu) dalam urusan agamanya” (HR.Bukhari Muslim).
Tetapi ia bukan sembarang ilmu agama, Ilmu agama disini adalah yang memenuhi tiga syarat;

Pertama. Ilmu agama yang benar yang berdasar Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah saw, sesuai dengan pemahaman para ulama.

Kedua, Ilmu agama yang dimaksud adalah ilmu agama yang menjadikan pemiliknya bertakwa dan takut kepada Allah, baik diwaktu ramai maupun diwaktu sendiri, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat(hafalan), tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah SWT”
Maka ilmu tersebut melemahkan iman dan mengeraskan hati, tidak membuat pemiliknya dekat kepada Allah dan bersungguh-sungguh dalam ketaatan dan amal shalih, apalagi sekedar untuk mendebat para ulama, maka ia bukanlah ilmu agama.

Ketiga ; Ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu yang mendorong pemiliknya untuk mengamalkannya. Ia bukanlah ilmu untuk ilmu, atau sekedar untuk pengetauhan, untuk mendapatkan ijazah atau untuk memperoleh kepangkatan. Ilmu yang tidak diamalkan adalah seperti pohon yang tidak berbuah. 
Sebab buah ilmu yang sesungguhnya adalah amal.

Abu Darda’ berkata, “Sesungguhnya aku takut bahwa yang pertama ditanyakan kepadaku oleh Rabb-Ku adalah,”Apa yang telah kamu amalkan dari apa yang kamu ketahui?” Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu agama yang bermanfaat adalah ilmu agama yang diajarkan kepada orang lain, sehingga orang lain mengamalkannya. Setiap orang yang mengajarkan ilmu agama, kemudian murid-muridnya mengamalkannya, maka sang guru akan mendapat pahala dari setiap murid yang mengamalkan ilmunya. Bahkan jika sang guru telah wafat, ia masih tetap mendapatkan kiriman pahala dari ilmu yang diajarkannya, Karena Rasulullah saw bersabda :

“Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan, maka dia mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengamalkannya” (HR.Muslim)

Maka berbahagialah orang-orang yang sibuk mengajarkan ilmu agama kepada umat Islam, karena dia akan mendapatkan pensiunan pahala, meskipun dirinya telah tak berdaya dan meninggal dunia. Termasuk didalam ilmu yang bermanfaat adalah orang yang menulis dan menyebarluaskan buku-buku agama, sehingga orang membaca, mengerti Islam dan mengamalkannya. Mari kita bayangkan jika orang yang mendapat petunjuk karena ilmu yang anda dakwahkan itu lebih dari satu orang, lebih dari sepuluh orang, lebih dari seratus orang, lebih dari seribu orang dan seterusnya....... alangkah menggiurkan pahala yang akan dialirkan kepada anda. Padahal mungkin orang itu mendapat petunjuk melalui anda hanya  melalui pekerjaan yang sangat ringan, tidak banyak menguras tenaga dan biaya. Tapi pahala yang anda dapatkan sepanjang masa. Misalnya mungkin orang itu terbuka hatinya dan bertaubat kepada Allah melalui suatu khutbah Jum’at yang anda sampaikan, melalui satu artikel yang anda tulis, melalui acara dialog, melalui diskusi agama dengannya, melalui satu pertanyaan yang dia ajukan dan anda jawab, melalui ajakan anda agar ia meninggalkan suatu kemungkaran yang saat itu anda lihat.

 Kita tidak perlu melancong ke negeri yang jauh untuk mendapatkan pahala Jariyah (yang mengalir) melalui ilmu yang bermanfaat tersebut. Tapi kita bisa memulainya dengan mengajar dan mengajak orang-orang dilingkungan keluarga kita terlebih dahulu, lalu saudara, tetangga, kemudian masyarakat. Pertanyaannya adalah, sejauh mana kita telah belajar agama dan mengajarkannya kepada orang lain, sehingga kita punya saham dalam pensiunan pahala dibidang ilmu yang bermanfaat ? Kita tidak perlu menunggu menjadi seorang Ustadz, sebab apapun yang kita sampaikan, meskipun sedikit, asalkan ia adalah ilmu agama dan kebaikan yang diajarkan oleh Rasulullah, maka kita akan mendapat pahala kelak. 


Ketiga,
Anak shalih yang mendoakan orang tuanya
---------------------------------------------------

Anak adalah permata jiwa dan penyejuk hati. Untuk anak, sungguh kita siap mengorbankan apa saja, karena dia adalah darah daging kita. Tetapi dalam tuntunan Islam, memanjakan anak tidaklah dengan cara menuruti apa saja keinginan anak selama disana terdapat kemaslahatan untuk dirinya, atau tidak membahayakan dan mengandung dosa.

Orang tua yang sukses bukanlah orang tua yang mampu membesarkan anaknya sehingga menjadi orang profesional, gaji yang besar, menduduki jabatan puncak atau hal-hal lain yang bersifat duniawi. Apakah artinya orang tua yang memiliki anak-anak yang kaya, tetapi mereka durhaka pada Allah dan tidak berbakti kepada orang tuanya, anak-anak macam ini sejak di dunia telah menyengsarakan orang tuanya, padahal orang tuanya telah bersusah payah membesarkan dan membiayainya. Bahkan mereka bisa bermusuhan dengan sesama saudaranya, dan memusuhi orang tua mereka. Hal ini Allah SWT berfirman :  
  
”Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu itu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah!” (QS At-Taghabun: 14)

Islam mengajarkan anak adalah investasi pahala yang tiada habis-habisnya bagi orang tua. Untuk bisa menjadi investasi pahala, anak harus dididik menjadi anak shalih, anak yang taat kepada Allah dan berbakti pada kedua orang tuanya. Doa anak kepada orang tua inilah yang terus akan menyirami kita pada orangtua dengan siraman rahmat dariAllah, meskipun kita sudah berada di dalam kubur, karena itulah kita diajari senantiasa berdoa : 

” Ya Allah, Karuniailah kami isteri-isteri dan anak-anak yang menyejukkan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS.Al-Furqan:74)

Kita boleh mendidik anak-anak kita dengan berbagai jenis pendidikan dan disiplin ilmu yang bermanfaat, tetapi janganlah lupa, yang terpenting adalah mengarahkan untuk menjadi anak shalih. Sehingga dia benar-benar menjadi anak kita yang memanjangkan usia produktifitas pahala kita di dunia, walaupun kita telah tiada.

Seandainya ada orang yang mengabdi atau memuliakan anda sehari-hari, pasti anda akan berlebihan memujinya, karena kebaikan dan pengabdiannya pada anda. Lalu anda berharap ada kesempatan untuk membalas budi baiknya. Bukankah demikian...? Tapi sadarkah, disana..... ada orang yang mengabdi untuk anda bertahun-tahun, menyuapi anda makan sewaktu anda kecil, dan berkorban untuk anda bertahun-tahun mengantar anda pergi sekolah. Ya, bertahun-tahun mereka mendidik dan berkorban apa saja untuk anda, sewaktu anda sakit, mereka langsung membawa anda ke rumah sakit, saat anda menangis, hati mereka seakan-akan teriris-iris..., bahkan mungkin air mata mereka juga ikut  mengalir.  Mereka mendoakan anda di keheningan malam, dan mereka bekerja keras untuk anda di terik matahari. Bertahun-tahun lamanya, dan mereka menikmati semuanya itu, lalu apa balasan anda kepada mereka ? Renungkanlah.
Ceritakanlah tulisan ini pada anak-anak anda, atau mereka enggan, suruhlah mereka membaca sendiri. Semoga...semogalah bermanfaat. Amin.


 *Penulis adalah Sekretaris Ta’mir Masjid Ar-Rohmah
aktif menulis di buletin komunitas ngaji bengi "At-Taubat"  
Perumahan Bumi Asri Gang Sawo


Jumat, 10 Februari 2012

Pengumuman

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Diberitahukan kepada segenap jama'ah bahwa pada hari Ahad, 12 Februari 2012, setelah sholat duhur akan diadakan pelatihan bekam sesi praktek langsung. Oleh karena itu dimohon kehadiran dan partisipasinya. Demikian atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb




Rabu, 08 Februari 2012

Selamat Datang


Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di situs resmi masjid Ar-Rohmah.
Situs ini masih dalam tahap pengembangan, oleh karena itu diperlukan kritik dan saran demi kemajuan progam pengembangan internet dakwah ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.